Wednesday, November 29, 2006

Membentuk Identitas dan Kepribadian Melalui Sejarah


Di dalam perjalanan kehidupan ini kita tidak akan pernah terlepas dari apa yang disebut dengan sejarah. Setiap individu pasti memiliki sejarah perjalanan hidupnya masing-masing yang tentunya akan berbeda dengan sejarah hidup individu lainnya.
Oleh karena itu sudah seharusnya kita semua perlu mengetahui bahkan mempelajarinya sekalipun. Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya, kita masih ingat Bung Karno dengan “Jas Merah” nya. Tentu ungkapan semacam ini adalah suatu keinginan agar jangan sampai kita melupakan sejarah terutama sejarah bangsa kita sendiri.

Oleh karena itu sudah saatnya pengetahuan akan sejarah terutama sejarah nasional diterapkan, diketahui, dipelajari dan kemudian direnungi untuk kepentingan kemajuan bangsa. Untuk tujuan ini tentunya sejarah yang disuguhkan adalah sejarah yang obyektif, jauh dari pihak-pihak yang ingin memutar balikkan fakta demi kepentingan suatu golongan. Sejarah juga jangan hanya dijadikan sebuah pelajaran hafalan seperti yang terlihat sampai saat ini. Hal ini tentu akan bedampak pada keengganan siswa pada pelajaran sejarah yang dianggap menjenuhkan, sehingga pada akhirnya menghilangkan minat mereka dalam mempelajarinya. Tentu ini perlu peran dari berbagai pihak terutama bagi para pendidik untuk lebih memperhatikan cara penyampaian materi pada para siswa. Pendidik dituntut harus cerdas, harus pula menjadi pencerita yang baik dan punya strategi sendiri dalam memberikan materi pelajaran sejarah. Ia juga harus mengetahui karakteristik siswanya karena pihak siswa menjadi pihak yang paling berkepentingan dalam proses belajar mengajar.
Ada pernyataan menarik dari Paul Valery yang beranggapan bahwa “Sejarah” katanya “merupakan hasil yang paling berbahaya, yang menaburkan racun pada pemikiran. Bahan-bahannya sudah diketahui dengan baik. Yang menyebabkan mimpi-mimpi, memabukkan bangsa-bangsa, yang membebani mereka dengan ingatan-ingatan palsu, melebih-lebihkan refleksi, menjaga masa silam yang sakit-sakitan, menyiksa ketika sedang senang-senang, menyebabkan mereka menderita penyakit mengalomania dan keranjingan menyiksa orang. Menjadikan mereka kejam, arogan, tak tertahankan dan penuh dengan kesombongan”.
Tentu kita tidak bisa menerima alasan yang semacam ini, namun kita membenarkan bahwa pada kenyataannya banyak sejarah yang salah diutarakan dan salah dalam penerapannya, hal ini juga sangat membahayakan. Peralatan yang kelihatannya biasa pun akan menjadi sesuatu yang sangat berbahaya jika berada dalam genggaman tangan yang salah, sejarah pun demikian pula.
Meskipun demikian pengetahuan akan sejarah terutama sejarah nasional dirasa sangat penting karena terkait dengan pembentukan identitas dan kepribadian bangsa. Berbicara mengenai identitas, pada tingkat individu kita menerima fakta bahwa individu yang telah membentuk kepribadiannya beserta perwatakannya, dengan sendirinya memiliki identitas pribadi yang menonjol. Secara umum dapat dinyatakan bahwa identitas dan kepribadian terbentuk oleh totalitas pengalaman seseorang dimasa lampaunya atau riwayat hidupnya.kehilangan ingatan atau riwayatnya mengakibatkan orang itu kehilangan identitas dan kepribadiannya, hal itu juga berlaku bagi identitas kolektif atau identitas nasional. Bangsa yang tidak mengenal sejarahnya pun juga akan kehilangan identitas atau kepribadiannya.
Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari statement itu ialah bahwa bagi pembentukan dan pemantaban identitas serta kepribadian nasional, pengetahuan sejarah terutama sejarah nasional adalah suatu condition sine qua non (syarat mutlak)
Jadi jelas bahwa pengetahuan dan pelajaran akan sejarah mempunyai fungsi yang strategis dalam pembangunan bangsa, pengetahuan sejarah terutama sejarah nasional telah membangkitkan kesadaran akan pengalaman kolektif bangsa Indonesia beserta suka dukanya, kemenangan serta kekalahan dalam perjuangan bersama itu. Dan tidaklah berlebih-lebihan jika kebersamaan telah membentuk solidaritas nasional.
Tidak pula diingkari bahwasanya jiwa nasionalisme, kesadaran nasional serta kepribadian nasional merupakan asset atau sumber daya yang ampuh dan strategis. Dan apa yang telah diungkapkan oleh sejarah nasional telah memberi inspirasi kepada generasi muda sehingga terciptalah aspirasi dan idealisme untuk menghadapi masa depan dengan penuh gairah serta kesediaan mengabdi pada Nusa dan Bangsa.

No comments: